Saturday, December 10, 2011

4th Green Festival : Ayo Belajar Cinta Lingkungan!

Sudah menjadi ajang tahunan sejak 2008, tahun ini Green Festival menyelenggarakan hajatnya yang ke-4 pada tanggal 1 sampai 4 Desember 2011 kemarin. Jika tahun-tahun sebelumnya GreenFest diadakan di Parkir Timur Senayan, tahun ini suasana berbeda dirasakan dalam kemeriahan GreenFest di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah - Jakarta Barat.

Sejak Green Festival 2009, ajang tahunan ini menjadi agenda rutin dan event yang harus saya kunjungi di awal bulan November (let's mark our calendar next!). Green Festival, seperti biasanya, menyajikan diorama-diorama yang artistik dan menarik tentang pemanasan global yang menjadi hot issue internasional saat ini. Selain diorama, Green Festival menyiapkan zona-zona lingkungan, seperti zona air, sampah, kendaraan, dan energi, dimana kita bisa belajar mengenal dan memanfaatkan potensi dari benda-benda yang seringkali kita sepelekan tersebut. Ada juga stand dari berbagai kalangan yang membuka workshop tentang pelestarian lingkungan. Very interesting event!

Memasuki gerbang Green Festival 2011, kita disajikan pemandangan panggung dengan area yang besar dan luas. Panggung ini menjadi tempat kegiatan workshop atau sosialisai Corporate Social Responsiblity (CSR) suatu perusahaan yang concern terhadap lingkungan di siang hari, dan menjadi ajang pentas seni dari berbagai musisi di malam hari. Karena saya dan Novi datang di Minggu sore (4/12) saya melewatkan penampilan dari 21St Night dan Efek Rumah Kaca sebelumnya. Saya hanya melihat program sosialisasi CSR dari Aqua tentang pemanfaatan air yang efektif dan efisien.


Tanpa basa-basi, saya langsung menuju tenda besar tempat diorama-diorama pemanasan global dipamerkan. Di pintu masuk diorama, kita diperlihatkan water heater tanpa listrik. Kelihatannya seperti sebuah tabung silinder super besar berwarna hijau, di dalamnya terdapat sebuah drum kaleng besar (seperti drum minyak) berwarna biru. Disampingnya terdapat panel surya dengan ukuran yang cukup besar. I wish i could have those technologies in my own house.



Memasuki pintu diorama, kami langsung disajikan miniatur boneka beruang kutub dan patung es pinguin. Ada juga lukisan dinding pemanasan global, dan kebakaran hutan. Namun ada yang kurang dalam diorama tahun ini. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, diorama tahun ini saya nilai jauh lebih kecil dan tidak ada dramatisasi. Tahun lalu, diorama kutub sangat besar ditambah efek AC yang superrr dingin serta suara gemuruh yang kencang seperti gunung es yang runtuh. Juga diorama kebakaran hutan dengan kayu-kayu kering berserakan di bawah dan asap debu buatan. Namun tahun ini, semua itu tidak ada. Wah, sedikit kecewa nih penantian saya!


Setelah melewati diorama-diorama, kami masuk ke zona-zona yang disediakan. Mulai dari zona kendaraan, ke zona energi, kemudian zona air, dan terakhir ke zona sampah. Zona-zona tersebut memberikan gambaran penyalahgunaan yang biasa dilakukan manusia dan dokumentasi efek-efeknya, serta memberikan informasi yang sangat edukatif tentang bagaimana memanfaatkan kendaraan, energi, air dan sampah dengan cerdas.


Setelah berjalan-jalan dan berfoto-foto di berbagai zona, kami mampir ke stand pusat Green Festival. Disana kami mendapat materi-materi yang ada di seluruh dinding zona Green Fest dalam satu folder soft copy. Setelah saya memberikan SD Card handphone saya, crew GreenFest dengan ramah dan cepat meng-copy materinya.

Ada banyak hal menarik di GreenFest tahun ini. Misalnya, stand Aqua di seberang zona air memberikan fasilitas dispenser berisi galon Aqua yang bisa kita nikmati dengan mengisi di botol minum kita sendiri. Nilai edukasinya adalah, membiasakan diri membawa tempat minum dan me-refill-nya, dibandingan dengan terus membeli botol plastik yang akhirnya meningkatkan limbah plastik. Padahal limbah plastik itu termasuk sampah anorganik yang sulit diuraikan.


Ketika saya melewati stand Kompas, saya diajak oleh seorang crew disana untuk ikut workshop tentang Furoshiki. Kerajinan tangan dari Jepang ini mengajarkan kita memanfaatkan limbah kain (atau mungkin jilbab yang sudah tidak kita pakai) untuk membuat kemasan kado atau membuat tas sekaligus. Very useful! Seusai workshop, saya pun dapat satu pot tanaman cabe jumbo dengan buahnya yang merah menggoda. Thanks, Kompas!


Selain Kompas, banyak perusahaan lain yang juga membuka stand dengan berbagai macam kegiatan workshopnya. Seperti, Pertamina dengan workshop membuat keranjang dan tikar dari koran bekas, Panasonic yang menampilkan alat-alat elektronik hemat energi, dan Sinar Dunia, dengan sosialisasi penggunaan kertas yang efisien.

Di luar tenda, kita bisa menemukan berbagai stand kreatif pemanfaatan limbah dan perawatan tanaman. Ada yang menjual pupuk organik, bibit-bibit tanaman, membuat genteng dari limbah aluminium (misalnya bungkus susu), juga membuat handycraft dari limbah styrofoam. Ternyata patung beruang di diorama kutub tadi terbuat dari styrofoam loh! Caranya styrofoam disiram dengan bansin, kemudian diberi sedikit pengharum agar bau bensin tidak menyengat, kemudian styrofoam pun berubah menjadi seperti tanah liat dan siap dicetak menjadi apa saja! Dari stand yang saya lihat, ada figura, hiasan, bahkan kap motorpun bisa dimodifikasi dai limbah styrofoam tersebut.



Puas bermain di Green Festival, menjelang Maghrib pun kami pulang. Namun tidak dengan tangan kosong, Green Festival dengan baik hati memberikan bibit-bibit pohon penghijauan yang bisa kami bawa pulang. Saya diberi bibit pohon kayu Afrika. Sebenarnya, kita bisa mengambil lebih dari satu bibit. Karena saya sudah mendapat bibit cabe jumbo dari Kompas, maka saya hanya mengambil satu bibit lagi. Lagipula, kalau dipikir-pikir repot juga saya membawa banyak bibit dengan naik kendaraan umum. Hehehe... Pembagian bibit ini menarik banyak orang, termasuk masyarakat sekitar BBJ dan Palmerah. Ini adalah kegiatan baru yang beda dari Green Festival sebelumnya. Semoga tahun depan ada pembagian bibit gratis lagi! Heehehehe...

Sayangnya, masih belum banyak masyarakat yang prihatin, sadar, dan peduli terhadap lingkungannya. Ini terbukti dari partisipasi masyarakat yang masih minim dalam Green Festival tahun ini. Padahal jika bumi ini rusak dan tidak bisa kita huni, mau tinggal dimana lagi kita? Doa saya, semoga tahun depan semakin banyak masyarakat yang berpartisipasi dalam 5th Green Festival 2012. Ayo ajak teman, sahabat, kerabat dan keluarga kalian!

No comments :

Post a Comment