Monday, December 17, 2012

Reuni, Buat Apa Sih?

Hai, teman-teman.. Selamat sore dan selamat hujan-hujanan. Hatchimmm... ~> lagi pilek.

Meskipun hidung kurang bersahabat, tapi aktivitas harus jalan terus ya. Hehehe... Tulisan ini sebenarnya saya buat dalam rangka mengisi waktu luang sambil neduh pulang kuliah. Gak hanya itu sih, saya secara personal merasa prihatin dengan partisipasi reuni yang kurang meriah dari teman-teman satu almamater saya, SMF Ditkesad.

Fyi, SMF Ditkesad akan menyelenggarakan Reuni Akbar dari angkatan 1 (lulus 1971) sampai dengan angkatan 41 (lulus 2012). WOW.. Empat puluh satu generasi akan berkumpul menjadi satu pada Sabtu, 19 Januari 2013 di Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur.

Saya berpikir acara ini akan WOW banget, momen yang langka, lho! Tapi ternyata partisipasi teman-teman justru tidak seperti yang saya bayangkan. Malah muncul opini-opini miring tentang kegiatan ini.

Sebagai teman, kakak kelas, atau adik kelas kalian, saya minta maaf sebelumnya jika tulisan ini mengusik benak kalian. Semoga tidak ada kata-kata yang menyakitkan hati. Jika ada, silakan respon tulisan ini sesegera mungkin dan saya akan pertimbangkan tulisan ini untuk di-publish kembali.

Saya disini berbicara sebagai personal, bukan atas nama lembaga, organisasi, atau komunitas manapun. Jika perlu dijelaskan disini, saya bukan panitia penyelenggara reuni, bukan juga pengurus komunitas alumni. Saya hanya alumni biasa, bahkan saya tidak lagi bergelut di dunia farmasi. Kalau kata beberapa teman, saya digolongkan Farmo Murtado, alias orang-orang yang keluar dari jalur farmasi. Hehehe... (anyway, istilah tadi hanya untuk bercanda aja ya )

Mungkin beberapa dari teman-teman melihat saya cukup aktif mengajak teman-teman ikut reuni, atau membuat tulisan-tulisan mengenai informasi reuni. Semua itu saya lakukan bukan karena beban dan terpaksa. Tidak disuruh oleh siapapun, termasuk panitia.

Saya berinisiatif melakukan semua itu karena saya merasa terikat. Saya adalah salah satu bagian dari almamater Farmasi Kesad. Meskipun saya mengkhianati ilmu yang sudah tiga tahun dipelajari, saya gak akan pernah lupa, saya pernah tumbuh dan besar di sana. Saya bersyukur sekali bertemu dengan banyak orang yang memberikan pelajaran akademis dan kehidupan disana. Saya bertemu banyak orang-orang luar biasa yang masih begitu terkenang di hati saat ini, guru-guru saya. Saya bertemu sahabat-sahabat terbaik. Kalian juga merasakan hal yang sama, kan?

Empat tahun lebih saya pergi dari tanah belajar SMF Ditkesad. Ketika mendengar info reuni akbar, saya tersadar... apa yang sudah saya lakukan untuk almamater saya?

.. dan inilah saatnya saya memberikan sesuatu untuk almamater biru tercinta. Status saya sebagai mahasiswa pas-pasan dan belum punya pekerjaan bukan jadi halangan. Saya belum bisa memberikan donasi berjuta-juta seperti kakak-kakak alumni lain. Yang bisa saya lakukan hanya memanfaatkan kemampuan saya menulis, online, dan berkomunikasi dengan teman-teman sealmamater dengan berbagai jaringan. Mengorbankan beberapa menit waktu belajar saya di kampus untuk mengumpulkan informasi juga menulis artikel ini.

Pernahkah kalian dengar kutipan ini?
Sebenarnya, menurut guru, hal paling berharga yang bisa manusia berikan bagi orang lain adalah: waktu (bukan uang, materi, pengetahuan dan sejenisnya).

Karena 'waktu' adalah 'milik' kita yang tidak akan pernah kembali lagi. Uang bisa dicari, materi lain bisa didapat lagi, pengetahuan memang menetap hanya ditransfer.

Itulah kenapa orang-orang yang memberikan waktunya untuk mengurus anak yatim, mengajar anak2, remaja, membantu orang2 miskin, bersilaturahmi, dan segala sesuatu yang bermanfaat lainnya, sejatinya telah melakukan hal penting, karena dia memberikan waktunya yang tidak bisa diganti dengan apapun.

Mari kita memberikan waktu untuk kebaikan
.
- Tere Liye

Teman-teman,

Reuni bukan untuk menghamburkan uang, bukan untuk menyombongkan diri, bukan sekedar kumpul dan makan. Namun ada makna lebih dalam disitu, silaturahim. Ya, mungkin kedengarannya basi! Basi banget buat anak muda. Apa sih, silaturahim? Saya bukan guru agama, jadi gak akan menjelaskan definisinya hehehe..

Uang seratus lima puluh ribu mungkin terasa berat untuk mahasiswa seperti saya, tapi percaya deh... 150 ribu itu akan dikembalikan Alloh dengan kontan! Saat itu juga. Rezeki kamu gak akan lari kemana. Oiya, seperti yang saya bilang di postingan sebelumnya, rezeki itu gak hanya berupa uang, bisa juga kesehatan, keselamatan, jaringan, dll. Salah satu tanda rezeki berkah menurut @ipporight adalah bisa memperluas silaturahim. Subhanalloh.. Semoga kita termasuk orang yang diberkahkan rezekinya oleh Alloh.

Intinya, seperti kata Bang Tere Liye.. Berikan waktu kita untuk kebaikan. Datang ke reuni, menyapa kawan lama, saling bertukar kabar, mencium tangan guru-guru kita, memperluas jaringan, mendoakan satu sama lain untuk kesuksesan studi dan pekerjaannya, bahkan bisa juga kita mendapat pertolongan dari kawan baru di sana.

Kebaikan itu seperti domino, teman.. Kita menjatuhkannya di suatu titik, dan kebaikan itu pun akan kembali ke titik awal, kepada kita.

Jadi, sekarang masih mau mencari alasan dan berkilah lagi untuk hadir ke reuni? Kalian mahasiswa, saya juga. Kalian uang jajannya pas-pasan, saya juga. Istighfar, luruskan niat... Mantapkan langkah untuk datang ke reuni.

Cek disini untuk informasi lengkap reuninya.

Siapa yang mendoakan seseorang secara diam-diam, niscaya malaikat pun akan mendoakannya...

Selamat sore, kawan... Semoga menjadi hari yang hangat dan penuh kebaikan untuk kalian :)

2 comments :

  1. like banget widy...... ayo pd dateng reuni....^^

    ReplyDelete
  2. This info is worth everyone's attention. How can I find out more?
    Also visit my page :: affordable living for seniors

    ReplyDelete