Thursday, June 27, 2013

Layouter (not) Forever

Ini bukan kali pertama saya direkrut sebagai layouter, kali ini untuk media internal universitas. Namun, kerja kali ini ajaib. Saya bisa disiplin dengan deadline, yeyeee.... hahahahahaaa! Iya sih, bisa.. tapi dengan 3 hari ngelembur di kampus dari pagi sampai malam (bahkan sampai dispensasi saat kuliah, kecuali presentasi tugas). Sungguh hari-hari yang berat...

"Bagaimana, Wid? Sudah selesai?
"Widya, bisa kan ya selesai hari ini?"
"Ayo, Wid.. Saya sudah janji sama pecetakannya sore ini"

Kurang lebih begitulah celoteh pimred saya (yang notabene-nya dosen pembimbing saya saat lomba Mapres). Kerja dengan beliau memang ritmenya cepat sekali, tapi saya belajar untuk disiplin dalam banyak hal. Deadline-pun berhasil dicapai dengan tepat waktu dan bibir kering :-* trus pas deadline kelar, saya dipeluk gitu sama beliau. Hehehehe, I accept it as appreciation :D *terharu*tisu mana tisu*

Banyak orang yang mungkin salah kaprah melihat pekerjaan saya kali ini,

"Lo itu memang sepertinya enjoy jadi layouter ya.." komentar Dela, sahabat saya.
"Apa? Enjoy? Not at all, malah" jawab saya.
"Terus kenapa dijalanin?"
"Ditunjuk, ya jadi amanah. Hehehehe.. Tapi semoga ndak selamanya jadi layouter, ya. Hamsyong kalo gitu" jelas saya.

 Buat yang kepo sama hasil layout saya, ini dia link unduhnya. Selamat membaca :)


Ini dia penampakannya :D

Wednesday, June 26, 2013

Cinta Pertama

Rasa cinta ini terlalu besar untukmu, mengalahkan rasa benci yang ditanamkan orang-orang di sekitarku. Terima kasih sudah datang ke mimpiku semalam, nanti datang lagi yaaa.... Hihihihi

Love you so much, wahai pria yang namanya sama dengan nama belakangku :)

Friday, June 21, 2013

Hadiah dan Amanah

Sebenarnya masih agak-agak gak percaya sih, bisa memenangkan kompetisi Mahasiswa Berprestasi di kampus tahun ini. Awal ikut lombanya cuma berniat mengisi liburan dan bikin Ibu bangga (kalau menang). Ternyata Alloh menghendaki saya untuk memikul amanah sebagai Juara I tingkat Universitas.

Berat? Pasti.
Bersama Mapres lain saat lomba tingkat Kopertis di Bandung (7/5)
Karena saya harus mewakili Universitas ke tingkat Kopertis Wilayah IV se-Jawa Barat & Banten. Lomba Mahasiswa Berprestasi Kopertis sendiri berlangsung pada tanggal 7 Mei 2013 di Jatinangor, Bandung. Dalam kompetisi itu saya gagal melaju ke tingkat nasional. Tapi ndakpapa, saya happy banget bisa liburan ke Bandung selama 2 hari. Sweet escape dari rutinitas kampus, kulineran keliling Bandung, dan jalan-jalan. Anggap saja sebagai hadiah Juara I di kampus. Hehehe..

Pemberian penghargaanya sendiri baru dilaksanakan pada 14 Mei 2013, saat Wisuda Unisma ke XXXI di Sasono Utomo TMII. Duh, rasanya mau nangis gitu nerima plakat yang kinyis-kinyis :D

Pemberian penghargaan oleh Rektor Unisma, Bunda Eni
Foto bersama juara universitas dan fakultas Mapres Unisma 2013

Jadi Juara I itu bukan rasa bangga yang lebih besar, melainkan rasa takut saya yang lebih besar. Bukan takut dibenci, terancam, atau bagaimana. Tapi takut jika saya tidak bisa menjadi contoh yang baik, takut bila mengecewakan kampus jika prestasi saya menurun, takut bila orang-orang memiliki ekspektasi tinggi terhadap studi dan karir saya mendatang dan saya tidak bisa mencapainya.

Buat Ibundaku.... :)

Ini amanah, harus saya terima...
Walau terkadang ada rasa takut dalam diri, tapi Alloh telah memilih saya karena saya mampu mengemban amanah ini.

Bismillah... bantu saya yaaaaa :D


**eniwei, kalau ditanya saya mau ikutan Mapres lagi tahun depan atau enggak, jawabannya adalah : ENGGAK. BIG NO. Soalnya, lomba Mapres bikin jerawat saya keluar semua. Asli, deh :'(

Sunday, June 9, 2013

Empati untuk Pak Menteri

Sering banget, ada acara yang bilangnya ingin mendatangkan menteri eh ternyata menteri diundang malah urung datang. Pasti hadirinnya menggerutu, deh! 

"Huu... gimana sih, di jadwalnya ada menteri. Tahunya gak jadi dateng"

Siapa salah satu hadirin yang menggerutu? Saya, sih.. Hehehehe :p
Saya seringkali menggerutu dan mengeluarkan celoteh iseng saat ada menteri yang tidak jadi datang saat diundang suatu acara. "Lagi sibuk tampil di infotainment kali" ujar saya iseng saat salah satu menteri (yang pemberitaan tentang istrinya lagi hot banget) batal hadir di Orasi Kebangkitan Nasional Indonesia Youth Forum (IYF) 2013.

Sikap kurang empati saya tersebut disentil saat Closing Ceremony IYF 2013 pada Minggu, 26 Mei 2013. Pak Roy Suryo (Menpora RI) hadir mengikuti seluruh acara penutupan tersebut, Saya kira hanya akan ada staff-nya saja, ternyata beliau benar-benar datang.

Pak Roy sedikit menyelipkan cerita tentang aktivitasnya sebagai Menpora saat menyampaikan pidatonya.


Pak Roy Suryo dalam Closing Ceremony Indonesia Youth Forum 2013
Bandung (26/5)



"Saya hanya sebentar menjabat sebagai Menpora, 2014 masa jabatan saya berakhir. Yang jadi Menpora itu memang harus benar anak muda, karena aktivitasnya padat sekali. Kemarin subuh saya harus terbang ke Belitung untuk membuka acara di pagi hari, siangnya ke pulau lain, malam saya sudah harus ada di Jakarta untuk rapat di Cikeas. Pagi tadi saya membuka acara lagi di Jakarta, sekarang saya ada di Bandung, dan habis ini saya harus ke Surabaya".

Itu seiap hari?
Kapan liburnya?
Kapan istirahatnya?
Kapan waktu untuk keluarganya?

Pantas saja jika para menteri sulit menghadiri acara karena agendanya sangat padat. Jangankan untuk menghadiri undangan, untuk istirahat saja kurang waktunya. Padahal dengan aktivitas sepadat itu butuh stamina dan konsentrasi yang prima.

Siapa yang mau jadi menteri?
Saya sih, gak mau... Hehehehe

Salute untuk anak Indonesia yang berdedikasi penuh untuk negerinya.

Tuesday, June 4, 2013

Sahabatku Ibu Rumah Tangga

Namanya Tri Wahyuni, panggilannya Yuni. Dia teman sekelas saya saat kelas 1 dan 2 SMP. Kami punya gank saat kelas 1 SMP, namanya.... niiiitt (rahasia, soalnya namanya alay). Hahahaaha.. Personilnya ada empat cewek, saya, Mala, Lina, dan Yuni. Walau kami terpisah kelas, kami tetap main bersama bahkan saat SMA.

Diantara satu gank itu, Yuni menikah paling cepat. Ia menikah dengan kekasihnya (pacarannya dari jaman SMP, lho) hanya berselang bulan dari lulus SMA. Alhasil sekarang anaknya sudah 4 tahun dan masuk TK.

Juli 2008
Baru lulus SMA, sesaat sebelum Yuni nikah

 Setelah lebih dari 3 tahun gak ke rumah Yuni, kemarin saya memberanikan diri mencari alamatnya lagi. Walau sudah lupa gang-gangnya, saya nekat bertanya ke penduduk sekitar situ. Untungnya, mereka mengenal Yuni dan nama suaminya. Hehehe.. setelah ngobrol sebentar di rumah, Yuni mengajak saya menemani anaknya, Azhar. Sore itu, Azhar mau menghadiri pesta ulang tahun tetangganya.

Yayay, ke pesta ultah bocah! Di situ saya sadar, usia saya memang mungkin sudah pantas menikah.

"Yun, ibu-ibu di sini usianya berapa?"
"Ada yang lebih tua, ada yang se-kita, nah.. ini lebih muda" jawab Yuni sambil menunjuk ibu-ibu yang duduk beberapa meter di samping kirinya.

Di pesta ulang tahun itu, Azhar berani bernyanyi di depan teman-temannya. Berani juga ya.. :)

Azhar bernyanyi di pesta ulang tahun
Para ibu menunggu anak-anaknya di luar pesta

Yuni, (baju pink) mengobrol dengan ibu muda lainnya,
Sang teman curhat tentang kendala rumah tangganya kepada Yuni.

Pesta ulang tahun selesai, ternyata Yuni mengajak saya jalan-jalan. Saya dengan senang hati mengajak Yuni ke luar. Kami makan ayam kalasan dan jalan-jalan ke Bekasi Cyber Park bersama Azhar.



Yuni menemani Azhar main mobil coin. Azhar looks happy

Setelah makan dan main mobil koin, kami masih ingin jalan-jalan. Kangen banget deh, sudah bertahun-tahun gak pernah jalan bareng lagi. Padahal dulu setiap hari kami bertemu di sekolah. Akhirnya kami makan es krim di Mc Donalds. Kami mengobrol seru sekali, alhamdulillah saat itu Azhar asyik main perosotan di McD. Kami mengawasi dari meja makan.

"Yun, Mala mau nikah.." ujar saya sambil memberikan undangannya.
"Wah, Sabtu besok ya? Elo kapan, Wid?" tanya Yuni. Saya dan Yuni pun akhirnya bertukar cerita seru sekali tentang pernikahan. Apalagi tentang dapur, saya mengeluh karena sudah berkali-kali mencoba masak sayur asem tapi tetap saja kurang sedep. Hahaha...

"Yun, elo gak coba kerja?"
"Gak diizinin suami, Wid. Padahal temen SMA gue bolak-balik ke rumah nawarin kerjaan"
"Kan banyak yang bisa dilakuin di rumah. Dagang, atau ngajar gitu.."
"Udah pernah dulu bikin les anak sekolah, tapi malah keteteran urusan rumah"
"Kalau masak gimana?"
"Gue masak setiap hari, lho! Suami gak mau masakan beli di luar. Oh iya, sekarang gue juga usaha catering kecil-kecilan"
"Trus elo gak bosen gitu kalau seharian di rumah aja?"
"Enggak, lah.. Ini kan, udah jadi rutinitas gue. Gue anggapnya ya seperti biasa aja"


Saya senang sekali bisa ajak Yuni jalan-jalan walau hanya beberapa jam. Setidaknya ia bisa refreshing di luar rumah. Saya tahu pasti ada rasa bosan dalam rutinitas sebagai IRT. Namun, keikhlasnya berbakti kepada suami bisa membunuh rasa bosannya.

... dan hal itu belum tentu bisa saya lakukan.


Saturday, June 1, 2013

Indonesia Youth Forum 2013 : Balada Delegates #salahfokus



Hampir seminggu Indonesia Youth Forum 2013 berakhir, huhuhu... *pijet jempol*bikin live-tweet capek ya*. Ya-gitu-deh bikin live-tweet terus selama empat hari sukses melenyapkan niat nge-blog saya. Alhamdulillah, setelah ilham datang (siapa tuh, wid?) akhirnya mau menulis juga.

Eits, tapi saya gak akan menulis tentang kegiatan IYF hari pertama sampai ke-empat! Kalau mau baca itu, silakan cek di blog teman saya yang lain. Nanti saya bikin daftar link-nya. Bisa juga saya sematkan kliping live-tweetnya dalam satu posting. Kenapa saya gak mau nulis kegiatannya? Ada dua sih, alasannya.. Satu, normatif. Dua, ngebosenin. Hehehee...
Saya saat menjadi Delegasi Indonesia Youth Forum

Selama IYF saya sangat menikmati. Sedih, senang, ribet, panik, deg-degan, ngantuk, bersemangat, kenyang, laper, wah... semuanya deh! Dari awal seleksi, wawancara, mengerjakan tugas delegates, sampai berangkat ke Bandung dan pulang lagi ke Bekasi semuanya berkesan. Satu hal juga yang sangat berkesan adalah bertemu sahabat baru dari Bandung, namanya Sindy.

Sindy (kanan) yang gak ada keturunan Cina,
tapi wajahnya oriental banget. Ajaib!

Saya dan Sindy itu satu kamar. Awal saya kenal Sindy itu horor. Ya-gimana-gak horor, saya datang di kamar paling pertama pukul 10.30. Tiba-tiba sudah ada koper di dalam. Saya bingung, karena sampai setelah makan siang sang pemilik koper itu belum juga datang. Baru jam 13.00 ada cewek ketok-ketok kamar dan ternyata itu yang 'empunya' koper, Sindy. Hampir aja saya bikin drama 'Hantu Koper Kosong'.

"Sin, kok kopermu sudah nyampe duluan? Gimana caranya?" tanya saya.
"Tadi pagi gue ke sini naruh koper, terus ke kampus ada ujian. Baru deh kelar ujian ke wisma lagi" jawabnya.

Meski baru kenal, saya dan Sindy sudah banyak jodohnya. Mulai dari satu kamar, satu bus, satu room coaching clinic, satu zodiak, satu selera film sama musik, dan satu hati buat melakukan kebodoran. Dibandingkan bertemu dengan CEO, pejabat, atau Pak Menteri, bertemu Sindy jauh lebih berkesan dan kocak.


H1
Hari pertama, kita masih malu-malu kucing. Masih kenalan datar gitu, mulai tukar cerita satu sama lain. Cerita tentang kampus, studi, daerah asal, sudah belajar ke mana saja, yah.. pokoknya standar lah! Kita pergi pakai baju adat ke Gedung Merdeka untuk Opening Ceremony dan Festival Kebangkitan Nasional. Sindy pakai kebaya, saya pakai baju Encim dari Bekasi. Yang paling repot adalah... harus bertarung dengan kain sendiri. Sindy gak bisa jongkok karena kainnya menyempit di bagian bawah kaki, dan saya repot banget saat mau pipis karena pakai kain dan korset.

H2
Kekacauan mulai di hari kedua saat coaching clinic. Saya dan Sindy mengambil room yang sama, Creative Writing (kalau kata coach-nya Creative WriTHINK) bersama Mas Fahd Djibran. Saya sempat mengetahui Mas Fahd saat ia mengisi materi di Writinc, kalau Sindy belum tahu. Mungkin karena pesonanya Mas Fahd yang awur-awuran, Sindy pun kena ranjau kekagumannya. Sindy spontan berkata pelan, "Ya ampun, Wid.. Gemes bangetttttt!!!". Coba saya sempat foto ekspresi muka Sindy saat coaching clinic, ya.. Hahaha..

Mas Fahd Djibran yang bikin Sindy gemes

Tapi ekspresi itu berubah saat Mas Fahd bilang dia sudah menikah. "Ouch, he's married guy.." ledek saya kepada Sindy.

Siang harinya, delegasi berpindah tempat di Gedung Merdeka, delegasi mengikuti kegiatan bertemu dengan CEO Jamsostek dan Adik Ahok Bupati Belitung Timur. Saya dan Sindy sigap duduk di belakang. Kenapa? Karena pasti ngantuk, Ternyata prediksi kami tepat. Beberapa delegates yang ngantuk di barisan depan pun kena tegur Pak Basuri Tjahja Purnama (adik Ahok). Saya dan Sindy tetap kalem duduk di belakang sambil ngemil cimol hasil petualangan kami saat break sholat. Em, padahal di aula tersebut gak boleh makan dan minum loh! Hehehe...

Malamnya kami galau karena rambut sudah harus dicuci karena aktivitas penuh selama dua hari, tapi boro-boro sempat mandi saat malam. Baru sampai di wisma jam 21.00, kami harus mengikuti focus group discussion jam 21.30. "Bodo amat telat, pokoknya keramas!" ujar saya keras kepala. Benar saja, kami (ditambah Tiara) telat ke FDG. Udah buru-buru dengan rambut basah (dan kedinginan pula), ternyata yang lain juga telat. Haseum.. haseum..

H3
Kalau hari pertama masih jaim, hari kedua mulai keliatan aslinya, hari ketiga jadi bodor banget. Hari ini kami meresmikan diri sebagai Partner in Crime. Petualangan Hari ke-3 IYF kami dimulai ke Babakan Siliwangi lanjut jamuan makan siang di Gedung Bank Indonesia Bandung. Kami sudah pakai kemeja dan celana formil rapi. Ternyata kami harus tracking jalur Basil. Dengan rok berlumuran cipratan tanah, saya meringis-mirings gak menikmati hari. Sindy rewel karena dia pakai flat shoes.

Abis tracking. Muka gak enjoy dan ngidam cilok

"Harusnya bilang ya, kalau mau tracking gini. Kan, bisa pakai sepatu kets" keluhnya. Tambah kesel lagi, ternyata siangnya kami gak jadi jamuan makan. Fix, hari itu kami salah kostum.

Makan siang berlangsung seperti dua hari biasanya. Kami mendapat nasi box berlabel "Bumbu Desa". Asyik sih, hari pertama saja. Tapi bayangkan kalau kamu dapat menu makan siang dan makan malam sama selama satu hari dan semua lauknya ayam selama tiga hari? Huahahahaha... Tidak bergairah :'(

Makanan kita, siang dan malam


"Asli Wid, nanti malam kita cari makanan di Wisma. Gak ada toleransi lagi nih makan Bumbu Desa terus" keluh Sindy. Saya pun makin komporin Sindy buat cari makanan nanti malam.

Saat materi kami kelaparan tingkat dewa, kahyangan, nirwana, apalah itu.. Judulnya laper banget. Biskuit yang dibawa di tas sudah habis. Satu-satunya harapan adalah snack di sofa pembicara yang tidak habis. Tebak.. apa yang kami lakukan? Ya, kami nekat makan snack itu. Lumayan ganjel perut :p

Malamnya, kami makan Bumbu Desa (lagi). Memang benar kata Sindy, kali ini perut gak bisa mentoleransi lagi. Saya cuma makan sedikit ayamnya, terus berhenti makan. Beruntung sekali kami, malam itu para delegasi dijamu Bajigur, Pukis, Cilok, dan Lumpiah Basah secara gratis!

Halaman Gedung Indonesia Menggugat, tempat jajanan gratis
bagi para delegates

Perut saya dan Sindy yang sudah barbar gak sabar lagi makan cemilan gratis itu. Tapi... ngatrinya penuh banget! Kami sepakat berkolaborasi, misinya mendapatkan makanan banyak. Saya ngantri cilok, Sindy ngantri lumpiah. Sukses, kami dapat dua makanan dalam satu waktu. Saat kami sudah selesai makan, banyak delegasi yang masih mengambil makanan pertama. Ya sudah, kami ikutan antri lagi! Alhamdulillah, berkat modus Sindy ke delegasi cowok lain, dia berhasil mendapat satu porsi lumpiah lagi TANPA ANTRI LAMA. LANGSUNG DIKASIH. GILA!!!

H4
Hari terakhir di IYF masih dipenuhi cerita seru dan haru. Pagi-pagi kami sudah siap ke CFD Dago untuk pawai, flashmob, dan membagikan 1000 gelas susu. Saya yang baru pertama kali ke CFD Dago norak-norak gembira gitu. Jajanannya murah, banyak yang unjuk kreativitas juga. Seru deh!

Kriminal kami saat membagikan 1000 gelas susu adalah gak mau bagikan susu banyak-banyak. Soalnya, kami mau jajan sosis bakar. Eh, saya sih yang kepengen banget! Bukannya bagikan susu lagi habis jajan, Sindy malah menemani saya belanja oleh-oleh..

Mau flashmob


Sedih, saat Closing Ceremony di Hotel Savoy Homann dan menyadari saya akan berpisah dengan seluruh delegasi di sini, terutama Sindy. Alhamdulillah sertifikat IYF pun di tangan tanda kami telah menyelesaikan seluruh kegiatan dengan tertib. Ya Alhamdulillah sih, dibilang tertib :D

Akhirnya.....

IYF begitu berkesan.. Karena saya dan Sindy selalu #salahfokus saat mengikuti kegiatan. Eh tapi tenang, tetap memperhatikan kok.. Cuma kalian gak tau aja apa yang ada di otak kami dan kami bicarakan.

Beruntungnya, Sindy bukan delegasi dari luar Jawa. Rumahnya di Jakarta, dia lagi liburan di rumahnya, dan bulan ini kami sama-sama ulang tahun. Bakal ada kebodoran dan #salahfokus apa lagi ya kita?