Friday, February 12, 2016

Mission Accomplished : Nikah Kontan, Tanpa Riba (Part. 2)



Nikah Kontan Tanpa Riba, Bisa Gak Ya?

Sebelumnya, saya telah menuliskan bagaimana masa-masa awal saya dan Mas Kamekameha ingin menikah. Baru ingin lho, tapi ujiannya udah segambreng hahaha :D

Baca juga : 



Pintu Rezeki Itu Bernama.. Orang Tua


"Neng, aku gak akan menunda-nunda untuk melamar kamu. InsyaAlloh secepatnya kita akan menikah. Aku bakal terus berusaha" ucap Mas Kamekameha.

Saya berusaha menganggap ucapan tersebut adalah penyemangat, meskipun berat rasanya. Bayangan hari pernikahan saya masih kabur bagi saya.

Mas Kamekameha tidak menggurui saya, namun ia sendiri mencontohkan bagaimana ia memperbaiki kualitas dirinya. Bagaimana keinginannya yang begitu kuat untuk memperbaiki rumah kedua orang tuanya sembari terus meminta restu tiada henti agar ia bisa segera menikah.

Saya pun mengikutinya, berusaha memperbaiki hubungan dengan kedua orang tua meskipun mereka terpisah. Alhamdulillah, Alloh bukakan satu-per-satu pintu rezeki.

Mulai dari saya diterima di sebuah perusahaan yang saya impikan, Nutrifood.
Mas mendapat promosi jabatan di kantornya.
... dan tanpa diduga kami membuka usaha percetakan undangan. Usaha yang tidak disangka-sangka, hanya bermula dari keisengan saya memfoto sampel-sampel undangan dan mengunggahnya di blog juga Facebook, justru kini banyak dicari orang.

Kami selesaikan kebutuhan kami satu-per-satu. Kondisi keuangan saya pun bisa kembali stabil setelah insiden runtuhnya tembok rumah hehehe :D

Alhamdulillah, pertengahan tahun 2015 rumah saya sudah rapih, disusul rumah Mas Kamekameha. Kami pun mulai menabung untuk rencana hari bahagia kami. Semula kami berencana menikah pada tahun 2017, lalu rencana kami maju menjadi pertengahan 2016. Namun Subhanalloh, justru kami diberikan rezeki untuk bisa menikah dan menyelenggarakan resepsi pada 30 Januari 2016. 

Mengapa semakin maju?
Jawabannya, karena Alloh yang berkehendak :)

Rezeki Tidak Hanya Dicari


Meskipun Mas Kamekameha belum sempat mengeyam pendidikan tinggi, namun saya banyak sekali belajar darinya. Ia selalu bilang "Rezeki tidak hanya dicari, tetapi diimani. Yakin Alloh sudah merencanakan rezeki yang cukup untuk kita. Cukup ya neng, bukan berlebih"

Keyakinannya dalam rezeki juga membuatnya berhati-hati dalam bekerja. Jika ada tawaran order yang dikhawatirkan tidak jelas uangnya, atau mencantumkan do'a-do'a yang tidak shahih (seperti doa pernikahan yang ada kata 'terseraknya' itu lho), dia tidak mau!

"Jangan pikirkan untung saat ini, tapi membahayakan aqidah kita, bahkan iman kita"
"Beneran mas, ini ditolak? Tapi dia ordernya banyak lho, sayang kan..." --> Widy matre hahaha :D

"Aku lebih takut Alloh menguji kita dan kita goyah gara-gara uang. Insya Alloh ada orderan lagi habis ini"

Begitulah Mas Kamekameha, ia selalu yakin Alloh berikan rezeki. Kita bisa saja punya hitung-hitungan bisnis atau uang sendiri, tetapi Alloh punya hitungan langit. Hitungan yang gak kita mengerti. Hitungan yang 10 - 1 = 17 atau tak terhingga dengan sedekah.


Saat Rezeki Mulai Terkumpul, Masih Saja Ada Godaan


Uang sudah mulai terkumpul, apakah semuanya mulus kembali? Tidak 100%
Syaitan ternyata selalu hobi gangguin iman manusia. Hehehehe.... 

Note this :Sebanyak apapun uang yang bisa kamu kumpulkan untuk pernikahan kamu pasti akan selalu merasa kurang atau takut kekurangan.


Segini cukup gak ya, buat catering? Duh, takut kurang nih kalau banyak yang dateng gimana?
Nanti ada biaya gini-gini gimana? Masih cukup gak ya tabungannya?

Gitu aja terus.
Selalu ada rasa ketakutan kalau uang tabungan kita bakal kurang.

Memang benar sih, pernikahan itu banyak biaya gak terduganya. Huehehehe... Sebelum nikah aja banyak, apalagi pas acara.

Sempat terpikir apakah kita pinjam dulu ya dari Bank? Atau gadaikan sesuatu dulu? Atau jual sesuatu dulu? Semuanya ingin dilakukan supaya kita merasa tabungan kita cukup aman. 

"Yakin mau pinjam ke bank? Masa' mau nikah pakai riba sih, neng?"

Saya terdiam.


1 comment :

  1. merinding baca awal2 paragrafnya Mak Widyyy... Top markotop juga si mamase *jempooll

    ReplyDelete